banner 728x250

Di Tengah Pandemi, Perlu Totalitas Mempertahankan NKRI Melalui Aswaja

Blitar – Pemerintah jadi makin sibuk menangani pandemi dengan jumlah pasien covid terus naik, juga pemerintah tetap harus menjaga negara dari ancaman ekstremisme dan intoleransi yang bisa berujung ke tindakan terorisme.
Memang, ide intoleransi dan ekstremisme kekerasan makin mudah tersebar. Mereka memakai isu terkini untuk mendelegitimasi pemerintah, misalkan tentang bagaimana negara dianggap gagal menangani pandemi ini. Narasi seperti ini dimainkan untuk menyebarkan ujaran kebencian hingga informasi palsu.
Ketua Aswaja NU Center Kota Blitar, Kyai Sukanto Abdul Hamid menuturkan akan pentingnya memperkokoh Ahlussunah An-Nahdliyah dalam pergumulan negara bangsa NKRI di Markas Dakwah Asnuter, Kota Blitar. Ahad, 19 Juli 2020.
Kyai Sukamto menjelaskan hubungan Pancasila dengan tradisi tahlilan.
“Biasanya para kyai itu memberikan praktek Pancasila itu pada acara tahlilan. Dalam tahlilan pasti mengucapkan surat Al-Ikhlas yang intinya menunjukkan bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa.” Tuturnya.
“Kemudian dalam tahlilan itu selalu mengundang orang-orang sekitar, pinginnya sih membagi rizki. Itu namanya kemanusiaan yang adil dan beradab. Baik orang miskin atau kaya semuanya sama. Itu praktek kemanusiaan yang adil dan beradab.” Katanya.
Kyai Sukamto juga menjelaskan alasan NU menerima Pancasila dan UUD 1945 sebagai asas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kenapa NU menerima Pancasila? Karena pengamalan Pancasila itu sudah dilakukan semenjak dari dulu. Semenjak walisongo. Jadi tidak kaget lagi,”ujarnya.
Dijelaskan pula konstribusi Nahdlatul Ulama pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
“Setelah kemerdekaan NU juga tampil. 22 Oktober 1945. NU mengeluarkan maklumat resolusi jihad untuk mengusir tentara kolonial Belanda. Yang saat ini dikenal dengan hari santri,” ucapnya.
Sejarah telah mencatat bahwa para santri telah mewakafkan hidupnya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat jihad cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara hingga berkorban membela Tanah Air telah digelorakan kaum santri.
“Itu bukti bahwasanya NKRI merupakan negara yang betul-betul dikehendaki Nahdlatul Ulama” pungkasnya
Para pendiri NU dan juga para pendiri negeri ini adalah orang yang sama. Dalam pandangan mereka, keindonesiaan tidaklah bertentangan dengan keislaman, malah mereka lebih tegas menetapkan bahwa mendirikan NKRI adalah salah satu kewajiban dalam membela dan menegakkan syari’at agama.
Simak video lengkap Kajian Islam Ahlussunah wal Jama’ah Kota Blitar berikut ini:

banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *