Oleh: Abdullah Umar
Seiring berjalannya waktu, organisasi besar Nahdlatul Ulama (NU) merayakan hari jadinya yang ke-100. Perayaan ini istimewa, sebab mengusung tema “Menyongsong 100 Tahun NU: Merawat Jagat, Membangun Peradaban,” memperkuat komitmen NU dalam memajukan peradaban dan menjaga kelestarian alam.
Pesan utama dalam tema harlah ini adalah refleksi terhadap peran manusia sebagai khalifah di muka bumi. Islam mengajarkan bahwa manusia adalah amanah dari Allah untuk menjaga dan merawat jagat ini, dan Islam dianggap sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin). Hal ini mencerminkan pentingnya pemberian rahmat, kasih sayang, dan kepedulian terhadap seluruh makhluk hidup, alam, dan lingkungan.
Lebih lanjut, pesan “Membangun Peradaban” menggarisbawahi pentingnya menciptakan masyarakat yang maju dan berbudaya. Peradaban sejati bukan hanya tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga tentang menjaga harkat dan martabat manusia serta alam dan lingkungan dengan baik. Dalam konteks ini, pengetahuan dan ilmu pengetahuan menjadi alat untuk mencapai tujuan mulia tersebut.
Namun, sejarah juga mengingatkan kita bahwa ilmu dan pengetahuan pernah digunakan untuk mengeksploitasi manusia dalam konteks kolonialisme. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya penggunaan ilmu dan pengetahuan untuk kebaikan bersama daripada untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Di tingkat global, konflik dan ketidaksetaraan masih menjadi masalah yang menghantui banyak negara. Beberapa negara di Timur Tengah, tempat agama Islam bermula, masih terus dilanda konflik dan kekerasan. Selain itu, upaya Palestina untuk meraih kemerdekaan masih menjadi pekerjaan berat yang belum terealisasi.
Dalam konteks lingkungan, perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global telah menjadi ancaman serius bagi seluruh jagat. Negosiasi internasional dan kesepakatan lingkungan mungkin memiliki dampak ekonomi dan politik yang signifikan, tetapi tanpa komitmen bersama, bencana akibat perubahan iklim akan terus mengancam.
Di tingkat nasional, Indonesia juga menghadapi banyak tantangan, termasuk masalah ekonomi dan sosial. Ketimpangan ekonomi antara kelompok kaya dan miskin di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia, dan jutaan anggota NU masih berjuang untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.
Namun, NU terus berperan aktif dalam upaya menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh anggotanya dan masyarakat secara umum. NU telah membentuk Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) yang terlibat langsung dalam penanggulangan bencana. Meskipun banyak bencana terjadi, termasuk banjir dan kebakaran, NU bersama dengan masyarakat terus berusaha untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
Bencana alam terutama mempengaruhi kelompok miskin, yang sering kali tidak memiliki pilihan selain mengandalkan bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, peran NU dalam membantu mereka yang terdampak sangat penting.
Dalam upaya menciptakan Islam yang memberi rahmat bagi semua, setiap individu dapat berkontribusi dengan tindakan-tindakan kecil yang mendukung kelestarian alam dan perbaikan kondisi lingkungan. Organisasi seperti NU dapat menjadi wadah bersama untuk mencapai tujuan besar ini, menggabungkan potensi dan keahlian yang dimiliki oleh banyak orang.
Perayaan harlah ke-100 NU adalah kesempatan untuk merenung dan merayakan peran penting yang telah dimainkan oleh NU dalam memajukan peradaban dan merawat jagat. NU tetap berdiri hingga kini karena dedikasinya terhadap umat dan bangsa. Oleh karena itu, melalui peringatan hari lahir ini, saatnya untuk kembali melakukan refleksi dan terus berkarya untuk kebaikan bersama. Semoga NU terus menjadi pilar kebaikan dan perdamaian dalam masyarakat dan jagat ini.