Blitar – Keluarga besar Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nhadlatul Ulama (NU) Kota Blitar menggelar rutinan koordinasi guru, karyawan dan pengurus LP Ma’arif NU. Pertemuan rutin tri wulan ini bertujuan untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah dilingkungan ma’arif NU, juga untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan, ataupun menginformasikan keputusan-keputusan yang sudah diambil oleh LP Ma’arif NU Kota Blitar.
Agenda rutinan 3 bulan sekali ini dikemas dalam bentuk pembinaan serta perayaan 1 abad NU. Kegiatan ini digelar di MI Nurul Huda Ngadirejo, jalan Ciliwung no 274 Ngadirejo Kota Blitar. Ahad 12/2/2023.
Ketua LP Ma’arif NU Kota Blitar, ustadz Ahmad Ta’ib, S.Ag menjelaskan keterlibatan dan kehadiran pendidik dan tenaga kependidikan dilingkungan LP Ma’arif NU perlu ditingkatkan lagi.
“Bahwa minimal kehadiran 50% untuk bisa mendapatkan Surat Keputusan (SK) secara kolektif. Jika kurang dari 50% maka SK bisa didapatkan dengan menemui ketua LP Ma’arif NU secara langsung” ungkapnya.
Ustadz Ata’ berharap semua pendidik dan tenaga kependidikan menjadi contoh yang baik demi masyarakat.
“Kami berharap seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan lembaga pendidikan NU dapat semaksimal mungkin untuk menjadi contoh masyarakat dalam perbuatan, perilaku hingga contoh didalam masalah berpakaian.
Sementara itu, ketua Tanfidziah NU Kota Blitar, Dr. KH Habib Bawafi, M.HI mengungkapkan untuk turut menyebarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaa’ah dilingkungan pendidikan nya masing-masing.
“Kami di PCNU bertugas untuk memantabkan agar masyarakat dapat ber NU Ahlussunnah wal jamaah, khususnya di kota Blitar. Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka disebut beruntung. Jika ingin beruntung, maka pertemuan berikutnya mengajak guru yang lain untuk turut serta dalam acara tri wulang ini, ucapnya
“Kini, NU telah mencapai 1 abad, mohon ini disyukuri dengan sekolah dilingkungan ma’arif NU mampu berdaya saing dengan sekolah yang lainnya” tuturnya.
Rais Syuriah PCNU Kota Blitar, Kyai Muhtar Lubby, M. A menjelaskan mengenai tiga hal pembinaan dihadapan ratusan pendidik dan tenaga kependidikan.
“Pertama, orang tua kamu ada tiga yakni orang tua yang melahirkan kamu, orang tua mu yang mengajar kamu dan yang ketiga orang tua yang menikahkan kamu (mertua). Diantara yang terbaik dari ketiganya yakni orang tua yang mengajarkamu. Sebab orang tua yang mengajarkan kamu berorientasi pada kesuksesan di dunia dan akherat. Maka ketika Bapak Ibu guru mengajak ber ahlussunnah wal jamaah yang baik, maka kita harus lebih dulu menjadi contoh untuk ber ahlussunnah wal jamaah” ungkapnya
“Kedua , orang tua itu laksana cermin. Maka santri-santri dan siswa-siswa itu laksana gambar cermin. Maka jadikan siswa santri untuk menjadi cermin atas diri kita. “
“Ketiga, ilmu itu cahaya. Bagaimana ilmu itu bisa bercahaya kalau kita tidak bersih. Perhatikan perkara-perkara kecil terutama saat mengajar, yakni kalau mengajar dijaga wudhu nya. Lek ngulang dikondisikan punya wudhu. “
Gus Lubby berharap untuk terus berinovasi.
“Saat ini , mulai dari SDI, MI hingga SMK Islam lebih banyak diminati terutama di kota Blitar. Bahwa tiap siswa yang bersekolah disekolah negeri akan bekerja sama dengan diniyah. Artinya meraka akan dibekali dengan kartu kendali ibadah. Ini mudah-mudahan menjadi pemikiran bersama, untuk senantiasa kreatif dan bergerak. Harus senantiasa berinovasi dan berinovasi. Semoga semuanya dibarokahi” kata pengasuh ponpes Bustanul Mutaallimiin Kota Blitar ini.
Berikut potret keseruan pertemuan rutin tri wulan di lingkungan LP Ma’arid NU kota Blitar yang berhasil dihimpun redaksi.
