Blitar – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (lakpesdam) Kota Blitar terus melakukan kajian isu-isu strategis dan pemberdayaan manusia untuk transformasi sosial. Kali ini Lakpesdam Kota Blitar menggelar Djagong Maton bertema NU dan Tantangan Demokrasi di Era Milenial di Ponpes Nurul Ulum Kota Blitar. (Jum’at, 7 /5/2021)
Dalam sambutannya, Walikota Blitar, Drs Santoso, M.Pd yang diwakili oleh Gigih Mardana, M.Si menjelaskan bahwa generasi muda di eranya selalu memiliki konstribusi, untuk itu NU harus merangkul generasi milenial.
“Canggih nya teknologi dan media sosial harus dimanfaatkan dengan baik. Mudah-mudahan diskusi ini dapat bermanfaat serta menghasilkan rekomendasi-rekomendasi penting untuk pemerintah kota Blitar,” ucapnya.
Sementara itu, Rais Syuriah PCNU Kota Blitar, KH Abdil Karim Muhaimin menjelaskan tentang jati diri keberadaan didirikan NU.
“NU didirikan dengan tujuan bahwa orang NU harus mengerti ilmu nya ulama. Nahdliyin harus tahu posisi dan keberadaan agama Allah SWT. Kita harus terus melestarikan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Untuk selalu merawat, melestarikan dan mengisi kemerdekaan.” tuturnya.

Gus Karim menambahkan orang NU itu punya tanggung jawab tentang kemasyarakatan, tanggung jawab antar agama, hingga tanggung jawab antar tetangga.
“Orang NU itu harus punya sikkoh atau kepercayaan, yaitu amar ma’ruf dengan cara baik dan nahi mungkar dengan cara baik pula. Inilah yang membedakan NU dengan organisasi yang lain.” pungkasnya.
“Orang NU itu beribadah sesuai amal nya NU. Kalau ada orang NU yang beribadah tidak sesuai dengan cara ibadah NU, maka NU nya perlu dipertanyakan,” kata pengasuh ponpes Al Falah Putri Sukorejo Blitar ini.
