Blitar – Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Ansor penting untuk membentuk kader militan dan mandiri di kota Blitar, kata Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kepankenkidul Kota Blitar, Chubil Maal.
Dikatakan, ada 3 (tiga) hal yang harus dipertanggungjawabkan para kader Ansor. Yakni, Islam Ahlusunnah Waljamaah an Nahdiyah, tanggung jawab terhadap Negara Indonesia dan tanggung jawab terhadap Nahdlatul Ulama.
Ansor juga memiliki tugas penting mengawal para kiai dalam mengemban amanat untuk kepentingan kebaikan dan kemajuan umat, masyarakat, bangsa, dan negara. Demi melakukan hal tersebut penting kiranya untuk melakukan kaderisasi. Kali ini PAC Ansor Kepankenkidul Kota Blitar menggelar PKD di Pondok Pesantren Anshorullah, Dawuhan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Sabtu (27/11/2021)
“PKD kali ini digelar demi menciptakan kader militan dan mandiri yakni dengan merubah proposal penggalian dana menjadi mitra sarana media promosi disetiap event Nahdlatul Ulama,” tutur Kang Chubil.

Saat memberikan materi, ketua Musyawarah Walil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kepankenkidul, KH. Nuzul Romadon mengungkapkan inti ajaran ahlussunah wal jamaah (aswaja).
“Aswaja An Nahdliyah mengikuti salah satu empat mazhab, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Aswaja menerima perbedaan, kemajemukan dan keragaman dalam akidah, fiqih, hingga tasawuf. Dalam hal aqidah , Aswaja mengikuti Mazhab Asy’ari dan Maturidi,”ungkapnya didepan puluhan peserta PKD.
Lebih lanjut Haji Nuzul menjelaskan NU merupakan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang memiliki landasan dan prinsip untuk masyarakat.
“NU menjadi wadah perjuangan. Tentunya memiliki landasan hingga prinsip mengayomi masyarakat umum. Contohnya Aswaja An Nahdliyah yang diterapkan di indonesia, dimana Aswaja An Nahdliyah mengayomi lima agama lainnya. Nu aswaja benar – benar terbukti memperkuat toleransi beragama di indonesia,” katanya.
NU memang ormas Islam yang terkenal dengan berbagai amalan yang sering dilakukan secara berjamaah. Tradisi pewarisannya bisa dibilang cukup panjang yaitu dari generasi ke gemerasi. Ada banyak tradisi, mulai selamatan, tahlilan, ziarah kubur dan sebagainya. Kadangkala banyak juga yang membid’ahkan keabsahan tradisi dan amaliyah yang disebarkan walisongo ini.
“Untuk itu sahabat-sahabat ansor jangan sampai kita melupakan perjuangan para sunan. Dan kalau menerima suatu ajaran melalui media teknologi mohon dikomunikasikan dulu dengan kyai. Jangan serta merta langsung menerimanya. Jadi tidak serta merta menelan mentah-mentah ajaran dari timur tengah. Sebab dasar dari Aswaja An Nahdliyah berasal dari Alqur’an, hadist, ijtima’ dan qiyas . Dimana Aswaja An Nahdliyah itu bisa menyesuaikan dilingkungan dimana Islam itu berkembang,” tuturnya.
