banner 728x250

Pesan MWCNU Sukorejo Pada peringatan maulid nabi Muhammad Saw dan HSN

Pesan MWCNU Sukorejo pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan HSN

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama ( MWCNU ) Kecamatan Sukorejo menyelenggarakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad pada Rabu malam (20/10/2021). Acara yang berlangsung di Masjid Nurul Huda Dusun Patihan Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo itu dihadiri oleh para tokoh masyarakat hingga pejabat pemerintahan setempat.
Kyai Khusnudduin, Ketua MWC NU Sukorejo berpesan bahwa pentingnya bijak dalam bermedia sosial.
“Jangan saling mengadu domba terhadap informasi yang tidak benar adanya terutama kita sebagai warga NU, yang merupakan organisasi yang terbesar di Indonesia. Maka dari itu kita lakukan tabayun,” katanya.
Ketua MWC Memang menuturkan bahwa pada akhir-akhir ini banyak sekali masyarakat Indonesia yang percaya begitu saja dengan berita-berita yang beredar di media sosial, bahkan hingga mempercayainya, padahal berita tersebut masih diragukan kebenaranya dan tidak jelas sumbernya.
“Jika ada fitnah yang menyangkut pihak tersebut langsung tanyakan kepada pihak yang bersangkutan, apakah benar adanya ? jangan malah menceritakan kepada orang lain, apalagi sekarang zaman canggih dengan teknologi tidak terlepas dari asumsi sosial media. Jangan mudah menfitnah para alim ulama apalagi membesar-besarkannya kepada orang lain, coba untuk bertabayun dahulu lalu klarifikasi,” tuturnya.
Selain untuk memperingati Maulid Nabi, acara tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, yang bertujuan untuk mengenang jasa pahlawan dan syuhada yang telah wafat.
“Mari kita mengenang jasa para pahlawan dan para syuhada yang telah wafat mendahului kita dalam medan pertempuran termasuk santri dan warga NU yang telah gugur di Surabaya, dan semoga diampuni segala dosa-dosanya”, tambah Kiai Khusnuddin.
Beliau juga berpesan bahwa hidup itu bergerak dengan usaha dan ikhtiar, kalau hidup berarti juga harus menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
“Sudah menjadi tradisi warga NU untuk selalu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, dengan cara yang baik bukan dengan cara yang kasar, bahkan menimbulkan kericuhan di masyarakat, memberikan solusi bukan malah menambah masalah baru.
Sebelum menutup sambutannya, Kiai Khusnuddin mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama bukanlah partai, namun keberadaan dan perannya sangat dipertimbangkan di Indonesia untuk mempertahankan NKRI.
“Kalau NU masih hidup, InsyaAllah NKRI tetap tegak,” tegasnya.
Diketahui, acara ini diisi Mauidhoh Hasanah oleh Kyai Muhtar Lubby, Rais Syuriyah PCNU Kota Blitar dan ditutup dengan pembacaan sholawat oleh ISHARI Kota Blitar.

Pewarta : M Azis Muchtarom
Editor : Fhilmal S

banner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *