English 
14
Mei
Mei
KH. Thoifuri: Tabayun Kunci Sukses Lawan Hoax
NU Blitar Online – Berita bohong atau dikenal hoax saat ini hampir meliputi beragam sendi kehidupan, mulai bisnis, kesehatan, pendidikan, politik, bahkan urusan agama. Hoax sengaja disebar pihak tertentu untuk dipercaya penerimanya. Biasanya tersebar luas melalui media sosial.
Hal itu dikatakan Wakil Khatib PCNU Kota Blitar, KH. Thoifuri di sela mengisi safari ramadhan PCNU ke-7 di Mushola Al-Ittifaq Jl. Srigading Kepanjen Kidul, Kota Blitar (13/5).
Dalam safari ramadhan, KH. Thoifuri menyampaikan,”Puasa jangan hanya tidak makan dan minum, tidak berkumpul suami istri, tidak membicarakan orang lain, tetapi harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Alloh SWT,” tuturnya.
Baca juga
- KH. Abdul Basyid Pupuk Toleransi Beragama Lewat Safari Ramadhan di Masjid Baitur Rohman Kota Blitar
- Isi Safari Ramadhan, PCNU Kota Blitar Ajak Jaga Keseimbangan Hablumminallah dan Hablumminannas
- Raih Ketaqwaan Hakiki di Bulan Ramadhan
Menurutnya, dibentuknya ajaran-ajaran Islam yang berakhlaqul karimah adalah nilai Islam yang benar dan selalu mencari kebenaran. “Apabila menerima berita maka kita tidak langsung menelannya mentah-mentah tetapi harus tabayyun yaitu klarifikasi dulu untuk mengetahui kebenaran berita tersebut,” pungkasnya.
“Jika datang padamu orang yang fasiq (menyebarkan beritah hoax), maka kita harus bertahan. Bersabar dalam situasi seperti itu. Supaya kita dapat meluruskan berita-berita tersebut dengan akhlaqul karimah. Jangan smpai kita tidak tabayyun karena akan termasuk sebagai penyebar berita hoax. Na’udzubillah…”katanya.
Dalam masyarakat mungkin ada yang bilang ,”Gak NU NU an, NU kan bukan agama, yang penting Islam. Maka kalau seperti itu kita bisa tersesat .” ungkapnya.
Apalagi ketika menjelang pemilihan umum, baik pemilihan kepala daerah atau pemilihan presiden. Hoax semakin marak.
KH. Thoifuri juga menambahkan, saat ini NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sering dihantam hoax dari pihak-pihak tertentu. “Tentu saja itu sangat merugikan NU. Parahnya, media mainstream juga ikut termakan hoax,” katanya menegaskan.
“Istilahnya jadi penceramah, jadi ustadz dadakan. Yang penting mau ceramah mengolok-olok, langsung disebut ustadz. Seperti yang tersebar di youtube, facebook dan media sosial lainnya. Tujuannya tidak lain untuk menjatuhkan dengan menggunakan berita bohong. Selain itu hoax juga sering digunakan untuk menebarkan kebencian dalam satu golongan dan pengagungan kepada golongan lain,” jelasnya.
