Tentang PC NU Kota Blitar
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Blitar berdiri pada tahun 1956 dan sejak saat itu telah berperan signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Saat ini, PCNU Kota Blitar memiliki 3 Majelis Wakil Cabang (MWC) dan 34 Ranting NU. Untuk mengelola tugas-tugas organisasi secara efektif, PCNU Kota Blitar membagi tanggung jawab antara jajaran syuriah dan tanfidziyah, serta mengoordinasikan wilayah pembinaan MWCNU.
PCNU Kota Blitar berkomitmen untuk “Meneguhkan Nahdlatul Ulama sebagai Gerakan Menuju Kemandirian Masyarakat,” dengan memprioritaskan program kerja di tiga bidang utama: Kesehatan, Pendidikan, dan Pemberdayaan Ekonomi Warga. Demi memberikan pelayanan terbaik, kantor PCNU Kota Blitar menerapkan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (One Front Office).
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan khidmat Nahdliyah, PCNU Kota Blitar menjalin kerja sama dengan berbagai pihak melalui nota kesepahaman (MoU). Dengan berpegang pada prinsip “Al-Muhafadhah ‘ala al-Qadim as-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Aslah,” PCNU Kota Blitar terus melakukan pembenahan, inovasi, dan peluncuran program-program kreatif.
Aset Kemandirian
PCNU Kota Blitar memiliki sejumlah aset yang mendukung kemandirian organisasi, antara lain:
- Klinik Rawat Inap Siti Khodijah Blitar
- Perguruan Ma’arif NU Blitar, meliputi:
- Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU
- Madrasah Aliyah Ma’arif NU
- Pondok Pesantren Nurul Ulum
- SMK Islam 1 Blitar
- Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar
- Koperasi Muslimat “An-Nisa”
Peran Badan Otonom
Sebagai perangkat organisasi, badan otonom NU memiliki peran besar dalam merealisasikan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu. Peran ini semakin memperkuat implementasi program-program PCNU Kota Blitar.
Dengan ikhtiar dan ridho Allah SWT, PCNU Kota Blitar terus berjuang dan mengabdi kepada masyarakat, agama, bangsa, dan negara. “Merawat Tradisi, Mengupayakan Inovasi, Menjaga NKRI.”
Paham Keagamaan
Nahdlatul Ulama (NU) menganut paham Ahlussunah Wal Jama’ah, yaitu pola pikir yang mengambil jalan tengah antara rasionalis (aqli) dan skripturalis (naqli). Sumber pemikiran NU tidak hanya Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi juga menggunakan akal dan realitas empiris. Pemikiran ini diadopsi dari ulama terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi, serta mengikuti empat mazhab fikih (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali). Dalam bidang tasawuf, NU mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan tasawuf dengan syariat.
Gagasan kembali ke khittah pada tahun 1984 menjadi momentum penting bagi NU untuk menafsirkan kembali ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah, serta merumuskan ulang metode berpikir dalam bidang fikih, sosial, dan hubungan dengan negara.
Dinamika
Sebagai organisasi yang dinamis dan responsif terhadap perkembangan zaman, NU telah mencatat berbagai prestasi, antara lain:
- Menghidupkan kembali gerakan pribumisasi Islam sebagaimana diwariskan oleh Walisongo.
- Memperjuangkan kebebasan bermadzhab di Mekah.
- Mendirikan Majlis Islami A’la Indonesia (MIAI) pada tahun 1937.
- Memobilisasi perlawanan fisik melalui Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.
- Berpartisipasi dalam Pemilu 1955 sebagai partai politik.
- Memprakarsai Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) tahun 1965.
- Memelopori gerakan Islam kultural dan penguatan masyarakat sipil di dekade 1990-an.
Basis Pendukung
Jumlah warga NU diperkirakan mencapai lebih dari 40 juta orang dari berbagai profesi, baik di kota maupun desa. Kohesivitas mereka tinggi karena menghadapi tantangan sosial-ekonomi yang serupa, serta terikat dengan ajaran Ahlussunah Wal Jama’ah. Dunia pesantren menjadi pusat pendidikan rakyat sekaligus cagar budaya NU.
Basis pendukung NU kini mengalami pergeseran, seiring dengan perkembangan industrialisasi dan urbanisasi. Warga NU yang dahulu kuat di sektor pertanian kini mulai merambah sektor industri dan perburuhan di perkotaan. Sistem pendidikan yang semakin terbuka juga memperluas basis intelektual NU.
Dengan beragam inovasi dan dinamika ini, PCNU Kota Blitar terus bergerak maju demi kemaslahatan masyarakat.