NU BLITAR > Blog > ISNU > ISNU-PMII Kolaborasi Gelar Sufism In Cotemporary Contexts. Begini Detailnya!
28 Jan
ISNU-PMII Kolaborasi Gelar Sufism In Cotemporary Contexts. Begini Detailnya!
Abdullah Umar / 1 tahun
0
4 min read
Blitar – Sufisme atau tasawuf merupakan gerakan Islam yang mengajarkan ilmu cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam.
Tradisi sufisme sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Sufisme merupakan sebuah konsep dalam Islam, yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian batin, dimensi mistis Islam, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.
Begitu pentingnya gerakan sufisme ini maka Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Blitar bersama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar melakukan kolaborasi menggelar seminar bertajuk Sufism In Cotemporary Contexts di Kantor PCNU KOta Blitar. (Sabtu, 28/1/2023)
Sekretaris Idaroh Syu’biyah Jatman kab. Blitar, KH. Rochmat Khudlori mengatakan bahwa tasawuf adalah olah hati.
“Kalau seseorang terus berdzikir maka hatinya akan cerah dan bersinar sehingga akan menenangkan hati” katanya dihadapan ratusan peserta.
Lebih lanjut, Kyai Khudlori menjelaskan jenis – jenis toriqoh itu yakni ada 43, sedangkan Blitar ada 5. Dalam Nahdlatul Ulama, toriqoh dan tasawuf telah diwadahi dalam jatman.
KH Abd Rouf, Lc, Grad Dip MA mengungkapkan thoriqoh sebagai wadah, sebagai salah satu alat perjuangan tentara dalam perang salib.
“Tasawuf itu berdzikir, intinya membersihkan hati agar dekat dengan Allah SWT. Tasafuf itu akhlaq, tasawuf itu moral Islam.” tuturnya.
Lebih lanjut ustadz Rouf menjelaskan bahwa bertasawuf itu bukan pelaku kemunduran. Hingga perlu kiranya pelajaran ilmu tariqoh.
“Tasawuf itu nilai, sebuah gerakan moral , sebagai gerakan pembaharuan” ujarnya
Ketua Bawaslu Kab Blitar, Abdul Hakam Sholahudin M.H yang juga didapuk sebagai salah satu pemateri mengungkapkan kejernihan hati itu (sufism) juga dilakukan oleh temen- temen bawaslu.
“Politih adalah sebagai wasilah, bukan tujuan. Tujuan kita yakni Allah SWT. Back campain tidak sesuai dengan spiritualitas muslim. Bahwa kajian kajian sufisme itu harus dilakukan di kelas kelas yang terukur. “
“Bawaslu menjaga pemilu , agar pelaksanaan pemilu berjalan seuai dengan koridor hukum. Saat pelaksanaan pemilu baik, maka akan menghasilkan pemimpin yang baik. Tidak memihak kanan atau kiri tetapi dapat menjaga. Ini tidak lah mudah dilakukan” ungkapnya.
Ustad Sholahudin menambahkan salah satu sebab yang menyebabkan carut marutnya dunia ini, salah satunya yakni mulai ditinggalkannya tariqoh.
Ketua ISNU Kota Blitar, Siti Mahmudah, M.PDI menjelaskan bahwa hubungan ISNU dan PMII sangat erat.
“ISNU dan PMII sangat rekat, mohon jika ada kegiatan untuk selalu bergabung. ISNU dan PMII adalah kaum intelektual, kita bantu NU melalui kebijakan kebijakan. Juga bantu mengkritisi kebijakan” tuturnya.
Berikut potret dokumentasi seminar Sufism In Cotemporary Contexts yang berhasil dihimpun redaksi.
Adapun file materi tasawuf dan thoriqoh dapat didownload disini