PBNU: Bertani Termasuk Jihad untuk Kurangi Persoalan Pangan
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Marsudi Syuhud menyatakan di hadapan peserta Rakernas Lembaga Pengembangan Pertanian PBNU bahwa bertani termasuk jihad karena untuk mengurangi persoalan pangan.
“Jihad dalam pertanian itu dalam Fathul Mu’in adalah termasuk daf’u dararin ma’sumin, (yaitu) mengurangi problem-problem persoalan dari pertanian,” kata Marsudi saat mengisi materi di Rakernas LPP PBNU di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat, Senin (1/4) malam.
Menurut Marsudi, banyak negara yang kekurangan lahan dalam menanam pertanian untuk memenuhi pangan penduduknya, sehingga melirik Indonesia karena dinilai memiliki lahan yang luas. Beberapa negara tersebut di antaranya Taiwan, Hong Kong, dan Arab Saudi.
“Indonesia masih banyak lahan yang belum digarap, sehingga banyak negara yang pada datang ke sini (Indonesia),” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, upaya mengurangi persoalan pertanian dapat dibagi dua. Pertama praktisi lapangan. Untuk yang pertama menurutnya, sebaiknya dilakukan oleh pengurus LPP NU di daerah untuk menjawab kebutuhan dunia dalam hal pertanian dengan acara bekerja sama dengan pemodal.
“Itu LPP yang di daerah harus menjawab kebutuhan dunia itu apa yang lagi in, lagi bagus ekonominya karena itu akan mengangkat (perekonomian),” ucapnya.
Namun kalau LPP di daerah tidak mampu, sambungnya, maka harus dilakukan oleh LPP PBNU dengan cara mendorong pemerintah agar membuka lahan baru.
“Pemerintah harus membuat kebijakan dengan membuka lahan baru kemudian kita ikut memanejnya, memanej produk apa yang utama,” ucapnya. (Husni Sahal/Muiz)
Sumber : NU