Blitar – Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Blitar Jawa Timur mendorong kepengurusan di bawah untuk turut mengikuti NU Award.
“Saya kira warga nahdliyin Kota Blitar bersemangat ikut serta NU Jatim Award,” kata ibu Sriatin Asy-Syafi’i, Senin (29/4). Karena itu, khusus di lingkungan Fatayat NU Kota Blitar akan dilakukan pendokumentasian terkait semua potensi yang telah dilakukan di Pimpinan Anak Cabang (PAC). Mana yang sekiranya dapat dibina dan ditingkatkan untuk ikut ajang tersebut, lanjutnya.
Hal ini disampaikan ibu Sriatin Asy-Syafi’i, ketua Fatayat NU Kota Blitar saat memberikan pengarahan pengajian rutin Ahad Pon.
Ketua Fatayat NU Kota Blitar ini berpesan agar Fatayat NU harus berperan dalam pengambilan kebijakan untuk pembangunan bangsa. “Juga berkiprah dengan sumber daya manusia dan potensi yang dimiliki,” katanya.
Dirinya mengingatkan agar kader Fatayat NU untuk belajar pendewasaan dalam berpolitik. “Jangan dijadikan senjata atau sekat apabila ada perbedaan dalam berpolitik. Tetap menjaga kekompakan, kebersamaan, rukun dan semangat berjuang,” tuturnya.
Ketua PC Fatayat NU Kota Blitar dua periode ini mengemukakan agar dilakukan penguatan Aswaja An-Nahdliyah. “Juga yang tidak kalah penting adalah peka terhadap permasalahan di lingkungam sekitar,” katanya.
Terkait internal organisasi, Fatayat NU Kota Blitar harus lebih meningkatkan pengetahuan dalam mengelola managemen yang baik dan benar. “Juga mempunyai program yang kreatif dan inovatif, serta wajib mencari kader penerus dalam menjalankan estafet kepemimpinan,” ungkap ibu Sriatin Asy-Syafi’i ini.
Sedangkan Wakil Ketua PC Fatayat NU Kota Blitar, Dra. Ermatut Chusna mengatakan bahwa dalam berkhidmat di NU ada tiga hal utama yang harus diperhatikan. Yaitu perjuangan, pengorbanan dan semangat.
“Saat kita menjalankan aktifitas keorganisasian tidaklah mudah, perbedaan pendapat, ide atau pandangan bisa saja terjadi,” katanya. Untuk hal itu butuh niat tulus, bijak dalam menyikapi, dengan menjadikan semuanya semangat yang terbaik untuk organisasi, lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa di organisasi tidak ada keuntungan ekonomi atau materi, sebab semua itu dilakukan bentuk dari pengabdian. Harapan besar atas apa yang dilakukan adalah memperoleh anugerah dari Allah SWT. “Hal tersebut dapat diwujudkan dengan dijadikan keluarga yang berkah, anaknya menjadi shaleh shalihah dan bermanfaat,” pungkasnya.